Posting Weibo oleh China News Service mengatakan Bvlgari mengakui Hong Kong dan Makau sebagai wilayah China, dengan dirujuk di situs yang sama sebagai "China Hong Kong" dan "China Makau."
Bvlgari mengatakan dalam pernyataan berbahasa China yang diposting ke akun Weibo Selasa malam bahwa pihaknya selalu dan dengan tegas menghormati kedaulatan dan integritas teritorial China
“Situs web merek di luar negeri membuat kesalahan lokasi toko karena kelalaian manajemen,” katanya. “Kami dengan tulus meminta maaf dan segera memperbaiki kesalahan tersebut.”
Beberapa merek mewah dan fesyen global lainnya juga telah mendapat kecaman di China dalam beberapa tahun terakhir karena membuat marah para pelanggan China yang semakin nasionalis. Pada 2019, Christian Dior, Coach, Givenchy, dan Versace dikritik karena mengidentifikasi Hong Kong atau Taiwan sebagai negara terpisah dari China.
Pada tahun 2021, saham Nike Inc. dan Hennes & Mauritz AB jatuh setelah konflik dengan warga China.
Hennes & Mauritz dikecam oleh Liga Pemuda Komunis dan Tentara Pembebasan Rakyat China setelah warganet di China media sosial menggali pernyataan perusahaan yang tidak bertanggal tentang tuduhan kerja paksa di wilayah Xinjiang,.
Adapun terjadi seruan untuk memboikot Nike, yang mengatakan tidak akan mengambil produk dari Xinjiang karena masalah tenaga kerja.
(bbn)