Bloomberg Technoz, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan torehan devisa sektor turisme hingga semester I-2023 telah mencapai tak kurang dari 50% target sepanjang tahun ini senilai US$10 miliar (sekitar Rp150,9 triliun kurs saat ini). Bahkan, dia percaya diri realisasi devisa dan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) 2023 bakal tembus 15% di atas target.
“Angka [capaian] devisa pariwisata, selaras dengan jumlah kunjungan wisman [wisatawan mancanegara] yang terus naik, maka kami optimistis 50% dari target devisa US$10 miliar tercapai pada semester I-2023,” ujarnya kepada Bloomberg Technoz, Selasa (11/7/2023) malam.
Meski tidak memerinci secara detail berapa torehan devisa pariwisata yang diraup selama paruh pertama tahun ini, Sandi memberikan indikasi bahwa kunjungan turis asing selama Januari—Juni 2023 telah naik lebih dari 300% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kita tidak boleh berpuas diri memang dengan capaian wisman yang terus naik selama tiga tahun pascapandemi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno
Mengutip data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisman per Januari—Mei 2023 menyentuh 4,12 juta kunjungan, naik 312,91% secara year on year (yoy). Dibandingkan dengan kunjungan wisman sepanjang 2022, terjadi pertumbuhan 69,94%.
“Kami sangat optimistis bisa mencapai target devisa yang sudah ditetapkan. Bahkan, data BPS memberikan guidance bahwa kita akan bisa melewati target tersebut dengan capaian 10%—15% di atas target sampai dengan akhir tahun ini. Kita lihat capaian kunjungan wisman akhir Mei dan Juni, angkanya menggembirakan. Jadi harapan kami ini berlandaskan data,” kata Sandi.

Sekadar catatan, pemerintah membidik torehan devisa sektor pariwisata senilai US$10 miliar pada 2023, seiring dengan dinaikkannya target jumlah kunjungan pelancong asing dari 7,4 juta menjadi 8,5 juta kunjungan pada tahun ini.
Target devisa tersebut melonjak lebih dari dua kali lipat dari realisasi tahun lalu senilai US$4,26 miliar. Target tersebut juga merupakan revisi naik dari bidikan awal pemerintah sebanyak US$6 miliar.
Kualitas Belanja Wisman
Bagaimanapun, Sandi tidak menampik salah satu tantangan pencapaian target devisa pariwisata tersebut adalah mengerek belanja atau pengeluaran (spending) serta lama tinggal (length of stay) turis asing saat berkunjung ke Tanah Air.
Berdasarkan data BPS, rerata pengeluaran wisman saat berpelesir ke Indonesia hanya US$1.448,01 per kunjungan pada 2022. Angka tersebut terpaut jauh dari belanja wisman saat berkunjung ke Thailand, Vietnam, Singapura, atau Malaysia yang masing-masing sudah menembus di atas US$2.000 per kunjungan, menurut data Bank Dunia.
Dalam hal kunjungan wisman pun, Indonesia masih kalah dari Thailand, kendati jenis turisme yang disuguhkan kedua negara cenderung mirip. Tahun lalu, Ibu Pertiwi hanya sanggup menggaet 5,47 juta kunjungan turis asing, sedangkan Negeri Gajah Putih 11,15 juta kunjungan.

“Kita tidak boleh berpuas diri memang dengan capaian wisman yang terus naik selama tiga tahun pascapandemi. Kami konkretnya akan berkolaborasi untuk fokus pada peningkatan length of stay wisman di Indonesia dan spending ke ekonomi lokal,” ujar Sandi.
Dia mengelaborasi upaya konkret tersebut a.l.a memacu promosi produk-produk wisata yang membutuhkan waktu tinggal lebih lama seperti eco tourism, meningkatkan konektivitas antardaerah, memudahkan pengurusan visa, serta kolaborasi dengan maskapai untuk menambah intensitas penerbangan.
“Kita mencoba produk pariwisata yang ada di low bracket, tetapi sekarang ada di bracket yang lebih tinggi sehingga jumlah spending wisman akan bisa ditingkatkan,” tuturnya.
Sandi menambahkan, jika kunjungan wisman sampai dengan akhir tahun secara bertahap dapat menembus di atas 9 juta atau di atas target 8,5 juta, belanja per turis asing (per pax) yang masuk ke Indonesia pun akan terkerek cukup signifikan.
“Namun, memang belum bisa lompat menyamai negara-negara tetangga. Jika kualitas belanja dan lama tinggal mereka akan lebih panjang, dan kita akan mampu meningkatkan jumlah spending per pax dari wisatawan mancanegara,” tuturnya.
(wdh)