Khalid Al-Ansary - Bloomberg News

Bloomberg, Dalam kesepakatan yang tidak mengindahkan sanksi Amerika Serikat (AS) demi memberikan jalur kehidupan ke jaringan listriknya, Irak setuju untuk membarter minyaknya dengan gas dari Iran.

Kesepakatan itu, diumumkan Selasa di televisi oleh Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al-Sudani, mengakhiri masalah panjang Irak dengan Iran atas pembayaran impor gas. Irak telah berjuang untuk membayar iuran gas sejak Iran berada di bawah sanksi AS.

Pembangkit listrik Irak menurun tajam selama beberapa hari terakhir karena Iran memangkas 50% pengiriman gas selama iuran, kata Al-Sudani. 

Meskipun menjadi produsen minyak terbesar kedua OPEC, Irak memiliki masalah dalam memenuhi kebutuhan listriknya sendiri karena bergantung pada negara lain untuk impor energi.