Bersamaan dengan sentimen tersebut, Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, Federal Reserve Bank New York merilis hasil Survey of Consumer Expectations yang memperlihatkan ekspektasi inflasi konsumen turun selama tiga bulan berturut-turut menjadi 3,8% pada Juni, terendah sejak April 2021 dari sebelumnya 4,1% pada Mei.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, menurut estimasi median para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg tingkat kenaikan inflasi inti secara tahunan AS diperkirakan cenderung moderat, yakni 5%.
Sementara itu, Dari Asia, investor menyambut baik berita bahwa dua regulator Tiongkok meningkatkan tekanan atas institusi keuangan untuk melonggarkan persyaratan bagi perusahaan properti dengan cara melakukan negosiasi perpanjangan pinjaman yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat.
“Banyak pihak berharap adanya langkah yang lebih konkrit dari Pemerintah Tiongkok untuk menopang pemulihan ekonomi yang tampak mulai kehabisan tenaga,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.
Sebelumnya, Bank Sentral Tiongkok (People's Bank of China/PBOC) dan National Financial Regulatory Administration mengeluarkan pernyataan bersama dalam mendesak industri perbankan untuk memberikan keringanan bagi perusahaan pengembang properti dengan negosiasi ulang jatuh tempo pinjaman dengan tujuan untuk memastikan rumah yang sedang dalam pengerjaan konstruksi dapat diserahkan dengan sempurna ke konsumen.
Dari dalam negeri, investor tengah menanti kelanjutan babak baru dari pergerakan sektor saham kesehatan respons dari disahkannya RUU Kesehatan Omnibus Law oleh DPR menjadi Undang Undang kemarin.
Walau diwarnai pro dan kontra, RUU Kesehatan Omnibus Law sah setelah disetujui oleh sebagian besar fraksi di DPR. RUU ini masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2022-2024 dan masuk menjadi Prolegnas Prioritas pada 2023. RUU ini terdiri dari 20 bab dan 468 pasal.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG ditutup menguat ke 6.796 disertai dengan tingginya volume pembelian, penguatan IHSG juga mampu menembus resistance 6.772 dan berada di atas MA-60.
“Saat ini, posisi IHSG diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave iii dari wave c dari wave (i), sehingga pergerakan IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji 6.803-6.841,” papar Herditya dalam risetnya pada Rabu (12/7/2023).
Herditya juga memberikan catatan, tetap cermati area support 6.711, apabila IHSG break area tersebut, diperkirakan IHSG akan terkoreksi menuju 6.677-6.694.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, ANTM, BRMS, PNLF, dan TLKM.
Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan Selasa kemarin IHSG menguat 0,98% ke 6.796, dengan investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp43 miliar pada reguler market.
Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak relative sideways pada hari ini, dengan resistance 6.830–6.850 dan support 6.720–6.680. Dengan saham rekomendasinya ialah AKRA, ASSA, BFIN, BUKA, TKIM, dan BRMS.
(fad/dhf)