Setelah akuisisi tersebut, Ajaib menggenggam 40% saham BNBA dan menjadi pemegang saham terbesar. Adapun berselang beberapa waktu, BNBA menggelar rights issue dengan menerbitkan 585,06 juta saham baru pada Desember 2022.
Sayangnya Ajaib hanya mengeksekusi sebagian kecil haknya, yaitu sejumlah 24,64 juta saham senilai Rp33,14 miliar. Akibatnya kepemilikan Ajaib pada saham BNBA langsung terdilusi, dari 40% menjadi 33,45%.
Kinerja Fundamental
Pada kinerja keuangan kuartal I-2023. Bank Bumi Arta mencetak penurunan laba bersih mencapai 55% menjadi hanya Rp8 miliar.
Koreksi kinerja tersebut juga terjadi pada angka pendapatan BNBA dari sebelumnya Rp137 miliar pada kuartal I-2022 menjadi hanya Rp135 miliar pada kuartal I-2023.
Ditelusuri lebih lanjut, menurunnya pendapatan didukung oleh kontraksi yang terjadi dari pendapatan pada transaksi mata uang Rupiah yang turun menjadi Rp133,94 miliar, serta pendapatan dari transaksi mata uang Asing jadi hanya Rp1,05 miliar.
Meskipun pendapatan tercatat menurun, beban umum dan administrasi terpantau terdapat kenaikan, terutama munculnya beban operasional Google Cloud Platform mencapai Rp803 juta. Bersamaan dengan beban tenaga kerja yang meningkat menjadi Rp39 miliar.
Total aset BNBA tercatat sebesar Rp7,87 triliun pada kuartal I-2023, turun 4% dari 31 Desember 2022. Sementara Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) BNBA pada 31 Maret 2023 adalah 72,91% meningkat dari sebelumnya pada 31 Desember 2022 sebesar 59,27%.
(fad)