Bloomberg News
Bloomberg, China mengisyaratkan adanya dorongan kebijakan lebih lanjut untuk ekonomi mereka setelah mengambil langkah untuk mendukung pengembang properti yang kekurangan uang dengan perpanjangan keringanan pinjaman.
Beberapa surat kabar keuangan milik negara memuat laporan pada Selasa (11/07/2023) yang mengisyaratkan kemungkinan lebih banyak kebijakan yang mendukung sektor properti, berikut dengan langkah-langkah untuk meningkatkan kepercayaan bisnis.
Sebelumnya, Bank Sentral China (PBOC) dan Badan Pengawas Keuangan Nasional (NFRA) membuat pernyataan tertulis bahwa lembaga keuangan akan didorong untuk bernegosiasi dengan perusahaan real estat guna memperpanjang pinjaman untuk memastikan penyelesaian rumah yang sedang dibangun.
Beberapa pinjaman outstanding, termasuk pinjaman yang jatuh tempo pada akhir 2024, akan diberi perpanjangan pembayaran satu tahun.
Sebelumnya, persyaratan pinjaman yang lebih ramah industri hanya akan diterapkan untuk pinjaman yang jatuh tempo pada akhir Mei 2023, sebagai bagian dari rencana 16 poin yang diluncurkan pemerintah akhir tahun lalu.
Krisis di sektor real estat China menghambat pemulihan di negara ekonomi terbesar kedua di dunia ini. Penjualan rumah masih melanjutkan penurunan pada bulan Juni usai terjadi rebound singkat awal tahun ini. Hal ini menambah tekanan pada utang para pengembang.
Pemerintah China telah lama diharapkan untuk mengeluarkan kebijakan yang lebih mendukung sektor tersebut. Para sumber yang mengetahui perihal ini mengatakan pada Juni bahwa China sedang mempertimbangkan serangkaian langkah baru, seperti mengurangi uang muka di beberapa area di kota-kota besar, menurunkan komisi agen untuk transaksi, dan melonggarkan syarat pembelian hunian.
China Securities Journal melaporkan pada Selasa bahwa China diperkirakan akan mempercepat peluncuran kebijakan untuk mempromosikan perkembangan pasar real estat yang stabil dan sehat. Dalam laporan terpisah, dikatakan pula bahwa pemerintah kemungkinan akan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kepercayaan bisnis di antara perusahaan swasta, milik negara, dan asing menyusul adanya pertemuan para pejabat negara baru-baru ini dengan dunia usaha.
Sementara itu, Shanghai Securities News melaporkan dengan mengutip kepala analis makro di Golden Credit Rating, Wang Qing, bahwa para pembuat kebijakan di China dapat mengambil langkah lebih lanjut, seperti melonggarkan syarat pembelian properti dan cicilan, serta memangkas suku bunga pinjaman rumah.
(bbn)