Logo Bloomberg Technoz

Penerbitan SUN Dikurangi 49%, Siap-siap Harga Naik

Ruisa Khoiriyah
11 July 2023 10:45

Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah memastikan menurunkan nilai penerbitan Surat Utang Negara (SUN) hingga hampir separuh dari target awal tahun ini. Keputusan mengurangi nilai emisi SUN itu akan berdampak positif bagi stabilitas harga surat utang RI dan memberi penguatan pasar obligasi domestik yang telah mencetak kinerja mengesankan sepanjang tahun ini.

Kabar tersebut kemungkinan juga akan sedikit mengurangi tekanan yang telah berlangsung di pasar SUN selama beberapa hari terakhir akibat sentimen bunga acuan Federal Reserve. Pelaku pasar hari ini masih dalam posisi mewaspadai rilis data inflasi CPI Amerika Serikat Rabu malam pekan ini, sementara tekanan di pasar obligasi global mulai sedikit mereda terindikasi dari rebound indeks obligasi emerging market dan melambatnya koreksi di pasar obligasi negara maju. Yield US Treasury, surat utang Amerika, kembali turun ke 3,99% setelah sempat menyentuh rekor 4% kemarin.

Pada perdagangan Selasa pagi ini, imbal hasil SUN terlihat mulai menurun untuk tenor 10 tahun ke kisaran 6,252%. Sementara yield SUN tenor lebih pendek 2 tahun dan 5 tahun, juga tenor lebih panjang 15 tahun serta 20 tahun, kesemuanya masih mencatat kenaikan. Hari ini juga dilangsungkan lelang SUN dengan target indikatif Rp14 triliun.

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyatakan, penerbitan SUN tahun ini yang semula ditetapkan sebesar Rp712,9 triliun, dipangkas hampir separuh menjadi sebesar Rp362,9 triliun. Hal itu disampaikan Sri di hadapan parlemen, Senin malam (10/7/2023). "Dengan tren cost of fund dan suku bunga yang melonjak tinggi di banyak negara, strategi mengurangi penerbitan surat utang menempatkan Indonesia pada posisi yang relatif aman, stabil dan kuat," kata Sri.

Keputusan mengurangi nilai emisi SUN tidak mempengaruhi kebutuhan pembiayaan belanja negara. Pemerintah berencana mengandalkan dana cadangan senilai Rp170,9 triliun dan tambahan penerimaan pajak senilai Rp100 triliun untuk membantu mendanai defisit fiskal APBN tahun ini di mana angka defisit juga lebih kecil menjadi 2,3% dari perkiraan semula 2,84%.