Militer Korea Selatan membantah tuduhan itu dengan mengatakan pesawat pengintai tidak melanggar wilayah udara Korut.
Korea selatan mengatakan Pyongyang dengan sengaja membangkitkan ketegangan padahal itu adalah aktivitas penerbangan normal di atas perairan internasional. Korea Selatan pun mendesak Korea Utara untuk segera menghentikan tindakan tersebut.
Yo Jong juga mengkritik Korsel karena membela aksi AS itu. “Mengenai provokasi oleh pasukan AS, militer Korea Selatan sekali lagi dengan lancang menyangkal pelanggaran terhadap kedaulatan Korea Utara dengan tanpa malu-malu menyatakan bahwa itu adalah penerbangan normal.”
Gejolak terbaru dalam ketegangan di semenanjung Korea itu terjadi bertepatan dengan rencana pertemuan para pemimpin negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Lituania. Para pemimpin Jepang, Korsel, Australia dan Selandia Baru akan hadir di pertemuan itu dalamnupaya meningkatkan kesadaran akan ancaman keamanan di Asia-Pasifik.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan bahwa John Weidner, kepala staf pasukan AS di Korea, menegaskan kembali komitmen Washington untuk meningkatkan visibilitas reguler militer mereka di Korea Selatan Weidner mengacu pada kapal selam rudal balistik nuklir AS.
“AS akan meningkatkan visibilitas reguler aset strategis ke Semenanjung Korea yang dibuktikan dengan kunjungan mendatang kapal selam rudal balistik nuklir AS ke ROK,” kata Weidner pada satu forum di Seoul, Senin (10/07).
(bbn)