“Menyelesaikan keanggotaan Swedia ke NATO adalah langkah bersejarah yang menguntungkan keamanan semua sekutu NATO pada saat kritis ini,” kata Stoltenberg di Vilnius.
“Saya tidak akan memberi Anda tanggal pasti untuk itu. Tapi ini adalah komitmen yang jelas.”
Sebelumnya pada hari yang sama, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membuat permintaan quid pro quo atau timbal balik bahwa Turki akan setuju Swedia masuk NATO jika Uni Eropa mempersilakan Turki untuk bergabung. Meski keduanya merupakan proses terpisah, hal itu tetap dibahas secara tetutup pada kesempatan tersebut.
Erdogan bertemu dengan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson dan juga Presiden Dewan Eropa Charles Michel. Setelah pertemuan Michel mengatakan Uni Eropa akan menyerahkan laporan tentang hubungan mereka dengan Turki.
Turki sebelumnya geram terhadap Swedia dengan peristiwa pembakaran Al Quran pada perayaan Idul Adha lalu.
Erdogan pun sempat memberikan pernyataan keras terhadap peristiwa di Stockholm itu. Turki menilai Swedia tak mengambil tindakan yang cukup untuk menekan kelompok yang dinilai Ankara sebagai teroris tersebut.
Di sisi lain, Swedia telah mencabut larangan penjualan senjata ke Turki dan mengubah undang-undang anti-terorismenya sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai tahun lalu.
Selain keanggotaan Swedia di NATO, perkembangan soal pertahanan di Eropa setelah invasi Rusia ke Ukraina juga menyebabkan beberapa perubahan lain, termasuk peningkatan pengeluaran pertahanan di Jerman dan rencana untuk mengembalikan wajib militer di Prancis.
(bbn)