“Pemerintah telah mengalokasikan Rp 18 triliun investasi fisik di berbagai destinasi. Dengan mendorong investasi infrastruktur, juga mendorong ekosistem lain, termasuk maskapai dan event. Kami harap ini bisa mengangkat pariwisata Indonesia menjadi premium quality,” kata Kartika.
Kartika mencontohkan, di Labuan Bajo, pemerintah mengalokasikan investasi berupa pembangunan waterfront, hotel yang akan digunakan untuk Asian Summit pada Mei 2023. Termasuk gedung konferensi baru bernama Tana Mori. Pembangunan waterfront juga dilakukan di Danau Toba, sebagai persiapan tuan rumah penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Boat Race F1H2O.
“Di Danau Toba, pemerintah juga telah membangun banyak improvement salah satunya waterfront di Parapat. Bulan depan, kita akan menyelenggarakan kompetisi global F1H2o powerboat. Ini akan menjadi salah satu pra-seri untuk kejuaraan powerboat seperti MotoGP. Dengan acara ini kami harap semakin banyak orang mengenal Danau Toba,” lanjutnya.
Meskipun demikian, Kartika mengakui ada sejumlah tantangan dalam pembangunan pariwisata Indonesia. Antara lain, membangkitkan stakeholder ekosistem pariwisata, seperti agen perjalanan, hotel, dan restoran. Mereka tergolong masih terdampak pandemi dan memerlukan investasi. Tak hanya itu, Kartika menyebut pembagian margin pelaku pariwisata di Indonesia belum merata.
“Agregator biasanya mendapat margin lebih besar, sementara pemain lain termasuk UKM dapat margin yang lebih kecil. Jadi, kami harus mendistribusikan marginnya secara merata sehingga pariwisata tidak hanya berdampak pada pemain besar dan agregator tapi juga ekosistem yang lebih kecil,” ungkapnya.
Kartika juga menyoroti kemampuan sumber daya manusia di bidang pariwisata, khususnya di hotel bintang 5 dan destinasi wisata, perlu ditingkatkan melalui pelatihan, serta digitalisasi pariwisata yang memudahkan turis untuk memesan paket wisata dengan mudah.
“Selain itu juga regulasi, contohnya, regulasi untuk kapal pesiar yang masih terdapat banyak mismatch dibandingkan dengan destinasi kapal pesiar lainnya. Ini semua akan kita kerjakan dan kita sudah punya to-do-list nya,” ujar Kartika.
(tar/wep)