Bunga The Fed Perlu Naik, Potensi Pelemahan Rupiah Masih Besar
Ruisa Khoiriyah
11 July 2023 08:30
Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah menghadapi dolar Amerika hari ini diperkirakan masih akan melanjutkan pelemahan di tengah keyakinan konsumen Indonesia yang mulai pudar dan keputusan pemerintah menurunkan nilai penerbitan surat utang negara tahun ini hingga hampir 50%.
Mata uang Indonesia sulit mengharapkan sokongan ketika tekanan eksternal masih terlalu besar terutama berpusat pada arah bunga acuan Federal Reserve yang akan dikerek lebih tinggi di sisa tahun ini, juga kemuraman yang mengemuka dari perkembangan pemulihan ekonomi China dengan inflasi yang datar.
Nilai rupiah di pasar spot ditutup melemah 60 bps ke posisi Rp15.195/US$ pada penutupan perdagangan kemarin, membawa nilai rupiah mencatat pelemahan untuk empat hari berturut-turut. Adapun kurs dolar AS di perbankan berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia tercatat di posisi Rp15.192/US$.
Hari ini, nilai tukar rupiah kemungkinan masih akan melanjutkan pelemahan meski ada harapan sedikit sentimen pengungkit dari keputusan otoritas Tiongkok meminta perbankan negeri itu memberikan keringanan persyaratan bagi perusahaan properti yang tengah dibekap persoalan kredit.
Dari Amerika, kebijakan hawkish the Fed dipastikan akan terus berlanjut. Pejabat the Fed menegaskan sekali lagi bahwa bunga acuan lebih tinggi dibutuhkan untuk menyeret turun inflasi ke target 2%. Gubernur Federal Reserve San Francisco Mary Daly menyatakan di Washington, Senin (10/7/2023), the Fed membutuhkan kenaikan bunga acuan beberapa kali lagi tahun ini untuk membawa inflasi Amerika kembali ke level 2%.