Logo Bloomberg Technoz

Krisis real estat China selama dua tahun menghambat pemulihan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu dan memicu perkiraan bahwa pemerintah akan mengambil lebih banyak langkah untuk menghidupkan kembali permintaan. Penjualan rumah terus penurunan pada Juni menyusul rebound singkat awal tahun ini dan ini menambah tekanan pada pengembang yang sarat utang.

Selain pasar properti, aspek ekonomi China lainnya juga menunjukkan kelemahan. Pengeluaran konsumen melambat, ekspor lesu dan utang pemerintah daerah melonjak. Data hari yang dirilis Senin (10/07)menunjukkan tingkat inflasi konsumen negara itu tidak berubah pada Juni sementara harga di tingkat pabrik turun lebih jauh sehingga kekhawatiran akan deflasi mendalam dan menambah bukti bahwa pemulihan ekonomi melemah.

Dalam pernyataan tertulis itu PBOC dan NFRA juga mengatakan bahwa pinjaman khusus berbasis proyek dari bank komersial kepada pengembang sebelum akhir 2024 tidak akan diklasifikasikan sebagai risiko yang lebih tinggi. Mereka juga mendesak lembaga keuangan untuk meningkatkan dukungan agar proyek konstruksi bisa selesai.

“Dukungan kebijakan terbaru China terhadap sektor properti sedikit mengejutkan – mengingat ekspektasi yang rendah di pasar properti,” kata Zhou Hao, kepala ekonom di Guotai Junan International Holdings Ltd. 

Tekanan pada industri properti China berkobar pekan ini setelah harga obligasi satu pengembang yang didukung pemerintah, Sino-Ocean Group Holding Ltd., jatuh karena kekhawatiran atas beban utangnya.  Sementara satu perusahaan lain, Shimao Group Holdings Ltd. yang tidak bisa membayar utang, gagal menemukan pembeli untuk proyek US$ 1,8 miliar di lelang yang dipaksa dilakukan.

Pengembang terkemuka China Vanke Co. mengatakan pasar dalam negeri negara itu "lebih buruk dari yang perkiraan," sementara Goldman Sachs Group Inc. sekarang memproyeksikan tingkat gagal bayar utang yang lebih tinggi untuk obligasi dolar properti imbal hasil tinggi China.

“Selama properti fisik  kehilangan daya tarik investasi sebagai kelas aset,  akan sulit membalikan kepercayaan pembeli rumah dan meningkatkan penjualan,” tulis analis kredit Bloomberg Intelligence Andrew Chan dan Daniel Fan dalam sebuah catatan pada 5 Juli.

"Sejumlah pengembang China yang masih bertahan mungkin memilih untuk gagal bayar  utang atau merestrukturisasi daripada mencoba menyelesaikan masalah utang mereka.”


--Dengan asistensi dari Foster Wong, Russell Ward dan Yujing Liu.

(bbn)

No more pages