Logo Bloomberg Technoz

Defisit APBN Menipis, Sri Mulyani Sebut Masih Butuh Utang Rp406 T

Krizia Putri Kinanti
10 July 2023 20:40

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani dalam acara kuliah umum di FEB UI. (Tangkapan Layar via Facebook Sri Mulyani)
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani dalam acara kuliah umum di FEB UI. (Tangkapan Layar via Facebook Sri Mulyani)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimis defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2023 bisa ditekan menjadi 2,28% dari produk domestik bruto (PDB) dan pemerintah hanya perlu menambah utang Rp406,4 triliun dari target Rp696,4 triliun.

Menipisnya defisit APBN tersebut karena surplus APBN tahun ini Rp 153,3 triliun lebih tinggi dibandingkan surplus semester I tahun lalu. “Hal ini menggambarkan APBN konsolidasi dan kesehatan mengalami tren peningkatan sangat baik,” ungkap Sri Muluyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (10/7/2023).

Hal ini berdampak pada turunnya target pembiayaan utang pemerintah tahun ini. Menurut Sri Mulyani, pemerintah bisa mengurangi penarikan utang hingga 41,6% atau setara Rp289,9 triliun. Sehingga realisasi pembiayaan utang pemerintah masih mencapai Rp406,4 triliun.

"Sampai akhir tahun dengan penerimaan yang masih cukup kuat dan belanja yang terpenuhi semuanya, kami memperkirakan pembiayaan utang akhir tahun bisa diturunkan," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga memaparkan, pembiayaan utang sudah turun pada realisasi Semester I 2023. Kemenkeu mencatat terjadi penurunan sebesar 15,4%. Pemerintah tercatat hanya melakukan issuance atau penerbitan surat berharga negara (SBN) sebesar Rp157,9 triliun. Angka ini lebih kecil dibandingkan periode yang sama dengan total Issuance sebesar Rp182,6 triliun.