Penyerahan atau penutupan atas transaksi private placement tersebut akan dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) di pasar sekunder pada tanggal pencatatan, yang dijadwalkan pada 2 Agustus 2023. Harga penjualannya nanti akan disamakan dengan harga pelaksanaan IPO.
Nusantara Sejahtera Raya sendiri menawarkan sebanyak-banyaknya 8,33 miliar saham. Adapun, rentang harga penawaran saham berkisar antara Rp270—Rp288 per saham dengan target dana dari penawaran umum perdana saham ini sebanyak-banyaknya sekitar Rp2,4 triliun.
Mengacu pada rentang harga tersebut dan dengan asumsi seluruh saham private placement terserap, Nusantara Sejahtera Raya berpotensi meraup dana segar tambahan antara Rp2,25 triliun hingga Rp2,4 triliun.
Manajemen memastikan, pelepasan saham tersebut tidak mengubah pengendalian Nusantara Sejahtera Raya.
Selain private placement, HJB dan APN juga pernah menandatangani perjanjian call option bersama kendaraan investasi pemerintah Singapura, GIC melalui Salween Investment Pte Ltd. Salween juga merupakan pemegang 10 juta saham Nusantara Raya Sejahtera.
Perjanjian tersebut ditandatangani pada akhir 2016. Isi perjanjiannya terkait pembelian sebanyak-banyaknya 15 miliar saham lama milik HJB dan maksimal 3,74 miliar saham APN.
Dengan asumsi call option digunakan seluruhnya, maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham setelah call option menjadi HJB dengan 38,33 miliar saham atau setara 45,99% kepemilikan, APN sebanyak 9,58 miliar saham atau setara 11,5% kepemilikan, dan SIP menjadi 18,76 miliar saham atau setara 22,51% kepemilikan.
(dhf/wdh)