Bloomberg News
Bloomberg, Sekelompok ekonom dan pengusaha perempuan di China yang makan malam dengan Menteri Keuangan Janet Yellen dikecam oleh netizen nasionalis China dan dianggap mengkhianati negara karena berinteraksi dengan pejabat AS tersebut.
Meskipun Departemen Keuangan AS tidak menyebutkan siapa saja yang hadir dalam pertemuan yang berlangsung Sabtu (7/7/2023) itu, beberapa perempuan yang ada dalam sebuah foto grup pertemuan yang diposting di media sosial Weibo, yang mirip dengan Twitter, menjadi korban kecaman netizen. Tidak jelas siapa yang pertama kali menyebarkan foto tersebut secara online.
"Tidak ada yang namanya makanan gratis," tulis Shen Yi, seorang profesor di bidang politik internasional di Universitas Fudan, yang memiliki lebih dari dua juta pengikut di platform tersebut. "Mereka harus memberikan KPI sebagai gantinya," tambahnya. KPI adalah kepanjangan dari key performance indicator atau indikator kinerja utama, yang menyiratkan bahwa para wanita tersebut harus memberikan sesuatu kepada pemerintah AS.
An absolute honor to dine with @SecYellen during her visit to Beijing, with local young female economists. Have admired her work for long, on labor and macro, academia and policy. She is highly intellectual and incredibly gracious--an inspirational role model. pic.twitter.com/meVo7k0Bs7
— Qian Liu (@QianLiuChina) July 8, 2023
Kritik tersebut sebagian besar menyasar dua perempuan yang memposting pengalaman mereka di media sosial: Liu Qian, direktur pelaksana Economist Group untuk China Raya, dan penulis Hao Jingfang, yang sebelumnya bekerja di China Development Research Foundation.
Dalam sebuah percakapan yang kini sudah dihapus, seorang pengguna Weibo bertanya kepada Hao Jingfang mengapa ia menghadiri acara makan malam tersebut. Hao Jingfang menjawab: “Karena Yellen adalah pejabat Amerika yang paling ramah, dia selalu berdedikasi mengembangkan hubungan China-AS yang bersahabat."
Beberapa pengguna Weibo lainnya menuduh Hao Jingfang sebagai "mata-mata Amerika", adapun para perempuan itu dikritik karena status elit mereka, dengan komentar netizen yang mengatakan "mereka tidak pernah bekerja di pabrik."
Selama perjalanan empat harinya ke Beijing guna menstabilkan hubungan kedua negara, pemerintah China secara eksklusif mengedepankan pejabat pria untuk bertemu dengan Yellen.
"Saya sering melihat bahwa saya adalah satu-satunya wanita di ruangan," kata Yellen kepada para perempuan itu. "Saya yakin banyak dari Anda yang memiliki pengalaman yang sama di meja-meja pengambilan keputusan."

Untuk pertama kalinya dalam 25 tahun terakhir, Presiden Xi Jinping mengecualikan perempuan dari kepemimpinan tertinggi China pada kongres tahun lalu. Selain itu, perempuan juga didorong untuk meningkatkan peran mengasuh anak dan rumah tangga karena China berjuang meningkatkan angka kelahiran yang rendah.
Serangan terhadap perempuan di China ini juga digencarkan oleh kaum nasionalis online terhadap jurnalis perempuan asing asal etnis Tionghoa yang bekerja untuk kantor berita Barat.
"Para penyerang secara rutin meremehkan liputan mereka tentang China dan membuat sindiran seksual yang kasar, termasuk ancaman kekerasan fisik yang mengkhawatirkan," tulis Foreign Correspondents' Club of China dalam sebuah laporan tahun lalu tentang masalah ini.
"Partisipasi perempuan dalam angkatan kerja adalah salah satu pendorong utama untuk menciptakan pertumbuhan yang inklusif," kata Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan itu.
"Kontribusi perempuan dalam bidang ekonomi, khususnya, sangat penting untuk membantu memastikan bahwa penelitian ekonomi dan pembuatan kebijakan mencerminkan prioritas masyarakat secara tepat."
--Dengan asistensi Yihui Xie.
(bbn)