Biden Upayakan Jaringan Pengisian Daya EV
News
17 February 2023 17:10
Kyle Stock - Bloomberg News
Bloomberg, Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memastikan 500.000 stasiun pengisian daya kendaraan listrik (EV) yang bakal dibangun di negara tersebut akan berfungsi lebih baik dari 59.000 yang sudah ada saat ini.
Pemerintah federal diketahui telah menyiapkan anggaran sebesar 7,5 miliar dolar AS (Rp 114 triliun) untuk pembangunan infrastruktur kendaraan listrik. Pada Rabu (15/02/2023), Gedung Putih mengeluarkan serangkaian aturan yang menyoroti isu pengisi daya yang rusak dan tingginya biaya pengisian daya yang telah menghentikan pemakaian EV hingga saat ini.
Menurut laporan J.D. Powers baru-baru ini, satu dari lima pengisian daya EV di fasilitas publik gagal. Media sosial Twitter tampak ramai dengan keluhan pemilik EV, termasuk para pengguna Tesla.
Melansir dari ketetapan Departemen Transportasi AS, penetapan aturan final ini akan menyelesaikan isu yang beredar. Konsumen akan lebih percaya diri dengan ketersediaan, keamanan, dan stabilitas stasiun pengisian daya kendaraan listrik.
Baca Juga
Dokumen tersebut menetapkan dasar-dasar untuk sekitar 500.000 stasiun pengisian daya yang direncanakan akan didanai pemerintah dalam lima tahun ke depan. Langkah ini juga merupakan pengawasan nasional pertama terhadap infrastruktur EV. Pemerintah mengamanatkan bahwa setiap stasiun pengisi daya yang didanai federal harus:
- memiliki 4 port
- berada dalam kondisi “uptime”, atau berfungsi lebih dari 97%
- menampilkan harga secara jelas dalam dolar per kWh (bukan dolar per menit)
- menawarkan pembayaran tanpa kontak (nirsentuh), dan nomor 800 untuk pembayaran via telepon
- tidak mengharuskan keanggotaan dalam bentuk apa pun
- terhubung ke saluran layanan pelanggan multibahasa
- dapat dioperasikan dengan jaringan pengisian daya lainnya
- terpelihara setidaknya selama lima tahun
- secara teratur melaporkan metrik kritis
“Kondisi uptime menjadi hal yang paling utama,” kata Andrew Fox, CEO Charge Enterprises Inc., yang merancang dan membangun stasiun pengisian daya.
Infrastruktur EV Amerika masih lemah dan terpecah-pecah. Negara ini dipenuhi dengan pengisi daya yang sudah rusak, banyak yang sudah ketinggalan zaman atau terlalu usang untuk diperbarui. Sementara itu, wilayah AS Barat dan Selatan masih belum terjamah dengan sepinya jaringan pengisian daya dari pelanggan dan calon pengemudi EV mengandalkan stasiun pengisian daya publik untuk mengisi baterai.
Hal inilah yang pemerintah AS ingin bereskan dengan rencana infrastruktur besar-besaran pada akhir 2021 lalu. Program Infrastruktur Kendaraan Listrik Nasional AS membutuhkan stasiun pengisian daya publik yang cepat setiap 80 km secara nasional. Namun, detail terkait seperti apa dan bagaimana stasiun itu beroperasi hingga kemarin belum diumumkan.
Albert Gore, direktur eksekutif Zero Emission Transportation Association (ZETA), mengatakan aturan tersebut akan memiliki dampak psikologis antara pengemudi EV dan rasa penasaran publik terhadap EV. Sistem jalan raya federal pertama kalinya akan memberikan kepercayaan pada para pengendara jalan raya.
“Pembangunan ini akan memudahkan perjalanan masyarakat ke mana pun dengan tersedianya stasiun pengisian bahan bakar yang berfungsi.” katanya.
Bersamaan dengan aturan tersebut, Gedung Putih mengatakan sejumlah bisnis akan mempercepat investasi stasiun pengisian daya, termasuk Hertz dan TravelCenters of America. Pemerintah juga mengatakan bahwa Tesla akan membuka beberapa pengisi daya AS untuk EV non-Tesla lain untuk pertama kalinya. Tesla telah membangun jaringannya sendiri dari awal di bawah asumsi bahwa infrastruktur pengisian daya akan membantu penjualan mobil. Perusahaan milik Elon Musk itu setuju untuk membuka 7.500 kabel ke merek kompetitor pada akhir 2024.
(bbn)