Pemakaian Kipas Angin dapat Bantu Kurangi Pemanasan Global
News
23 July 2023 12:58
F.D. Flam - Bloomberg News
Bloomberg, Awal tahun ini, Inggris berusaha untuk meninggalkan batubara. Akan tetapi, kebutuhan akan penggunaan AC yang meningkat memaksa negara yang biasanya beriklim sedang itu untuk membatalkan niatnya, dan mulai mengaktifkan kembali pembangkit listrik tenaga batu bara, hanya dalam kurun waktu 46 hari.
Siklus ini cenderung leih ganas karena cuaca yang lebih panas menyebabkan warga lebih sering menggunakan AC, yang memperburuk pemanasan global. Padahal, kita sebenarnya tidak membutuhkan AC sebanyak yang kita pikirkan.
Jawabannya bukan dengan menderita dalam keringat, tetapi menggunakan pengetahuan ilmiah tentang fisiologi manusia agar tetap merasa sejuk dengan penggunaan AC yang lebih sedikit. Para ilmuwan mengatakan kita dapat menggunakan AC sekitar 70% lebih sedikit, dan mencapai tingkat kenyamanan yang sama dengan menggunakan kipas angin listrik biasa.
Secara intuitif hal ini masuk akal karena kebanyakan dari kita merasa tidak nyaman berada di dalam ruangan yang pengap pada suhu 26 derajat celcius, tetapi tetap merasa nyaman pada suhu yang sama ketika berada di taman berangin atau kafe di luar ruangan.
Baca Juga
Para peneliti di Australia dan Amerika Serikat (AS) telah menunjukkan cara kerjanya, dan menghitung bagaimana penggunaan kipas angin dapat mengurangi biaya AC.
Ollie Jay, Direktur Heat and Health Research Incubator di University of Sydney mengatakan Anda bisa mengukur kenyamanan secara ilmiah dengan skala tujuh poin. Nol netral, -1 sedikit dingin, dan +1 sedikit hangat.
Sementara tingkat kenyamanan bagi masing-masing orang berbeda-beda, persentase orang yang mengaku tidak merasa nyaman meningkat saat skalanya semakin lebih jauh dari nol.
Dengan menggunakan skala ini, Jay dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa kipas angin dapat membuat suhu 27 derajat celcius terasa sama menyenangkannya dengan suhu 22 derajat celcius saat menggunakan sekitar sepertiga puluh energi. Hal ini bisa berdampak besar bagi kantor dan hotel di AS.
Jay kemudian mengacu pada sebuah artikel yang baru saja dimuat di The New York Times yang menggembar-gemborkan cat putih jenis baru, yang secara teori, dapat memantulkan lebih banyak sinar matahari dari atap dan menghemat 40% biaya AC setelah tersedia. Hal ini sangat bagus, dan orang-orang yang hidup di iklim panas harus menggunakannya saat sudah muncul di pasaran.
Akan tetapi untuk sementara, kita dapat memangkas biaya AC hingga 70% jika kita hanya menggunakan kipas angin.
Di Australia, sebagian besar tagihan energi di musim panas didominasi oleh penggunaan AC. Hal yang sama juga semakin banyak terjadi di tempat lain. Sehingga, mengurangi penggunaan AC di musim panas dapat menurunkan permintaan puncak, juga menghindari gangguan dan pemadaman listrik atau pemadaman bergilir.
Tentu, kipas angin juga membutuhkan listrik yang sebagian besar masih dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Akan tetapi, kipas angin membutuhkan energi yang jauh lebih sedikit daripada AC.
Secara keseluruhan, kata Jay, menggunakan kipas angin untuk mengurangi ketergantungan pada AC akan berdampak lebih besar pada emisi gas rumah kaca daripada beralih dari lampu pijar ke lampu LED.
Ada dua alasan mengapa aliran udara sangat penting. Salah satunya adalah tubuh dapat mendinginkan diri sendiri dengan mengirimkan darah dari inti ke kulit, dan aliran udara membantu udara hangat menghilang ke atmosfer. Kedua, aliran udara dapat membuat keringat lebih mudah menguap. (Bukan keringat yang membuatmu lebih sejuk, tetapi penguapan keringat.)
Seringkali bukan panas yang membuat kita tidak nyaman, tetapi kelembaban-keringat lebih cepat hilang di udara yang lebih kering. AC memang menghilangkan kelembapan dari udara, akan tetapi aliran udara juga bisa memiliki efek yang serupa.
Pakaian, tentu saja, juga berperan. Pakaian ketat dan berat dapat menghalangi manfaat aliran udara.
Pada budaya Barat, di mana pakaian “profesional” merupakan celana panjag, jas, atau nilon, harus dilonggarkan. Di banyak tempat di seluruh dunia, mengenakan pakaian yang lebih sedikit dalam kondisi hangat adalah hal yang umum. Yang lain menyukai pakaian longgar dan ringan, yang memungkinkan udara bergerak ke seluruh tubuh.
Sementara itu, para ilmuwan saat ini sedang mencari tahu bagaimana membuat sistem pendingin udara lebih pintar dengan menggabungkan ilmu kenyamanan dan aliran udara. Jay dan rekan-rekannya saat ini sedang mengerjakan sebuah proyek yang ditinjau oleh Dewan Riset Australia (Australian Research Council), untuk mengembangkan algoritme yang menghitung aluran udara optimal pada suhu yang berebeda.
“Sehingga, Anda dapa memiliki produk di mana kipas angin berkomunikasi dengan AC. Dan mereka dapat bekerja dengan satu sama lain,” katanya.
The Economist Intelligence Unit memperkirakan pertubuhan besar di pasar untuk perangkat pendingin, sekaligus memperingatkan bahwa perangkat itu merupakan kontributor utama perubahan iklim. Sehingga, diperlukan cara cerdas untuk menggunakan lebih sedikit AC agar dapat meredakan lingkaran setan ini.
(bbn)