Era Batu Bara Berakhir, Baterai Jadi Energi Masa Depan Australia
News
09 March 2023 12:51
Sybilla Gross and David Stringer - Bloomberg News
Bloomberg, Transisi energi Australia dari batu bara ke alternatif yang lebih bersih telah menyebabkan kenaikan pada proyek baterai yang mampu menyimpan energi matahari dan angin.
Menurut data BloombergNEF, Negeri Kanguru itu memiliki setidaknya 250 rencana pengembangan baterai dengan potensi kapasitas hampir 130.000 megawatt-jam. Meski mengandalkan batu bara untuk sebagian besar pembangkit listriknya, Australia dikabarkan akan menutup sejumlah operasi pembangkit listrik berkapasitas besar pada dekade selanjutnya.
“Untuk mempertahankan sistem energi rendah karbon yang andal diperlukan penyimpanan energi. Investasi juga menjadi lebih penting karena proposal untuk menutup pembangkit batu bara meningkat” kata Tim Jordan, komisaris Komisi Pasar Energi Australia (Australian Energy Market Commission/AEMC).
Australia perlu mengerahkan dana sekitar AU$ 64 miliar (Rp 651 triliun) untuk membangun pabrik penyimpanan energi baterai yang cukup hingga tahun 2050, kata Jordan pada sebuah konferensi di Sydney pada Selasa (07/03/2023). Upaya itu menjadi bagian dari pengembangan energi bersih yang dapat menelan biaya sebanyak AU$ 242 miliar yang juga termasuk penambahan tenaga surya, angin, dan ribuan mil saluran listrik baru.
Baca Juga
Perusahaan energi berlomba untuk menutup pembangkit listrik tenaga batu bara yang sudah tua untuk memenuhi target dekarbonisasi, ditambah energi terbarukan yang tidak menguntungkan secara bisnis. Origin Energy Ltd. berencana untuk menghentikan Eraring Power Station di New South Wales paling cepat tahun 2025. Sementara itu, AGL Energy Ltd. telah mempercepat rencana penutupan dalam satu dekade ke depan. Menurut market operator utama, seluruh kapasitas akan tutup paling cepat pada tahun 2040.
“Penyerapan energi terbarukan di Australia sangat fenomenal, salah satunya berkat adanya baterai raksasa Tesla.” kata Shane Bannister, manajer senior Tesla Inc. untuk pengembangan bisnis dan penjualan proyek untuk energi Asia-Pasifik.
Tesla telah membantu sektor penyimpanan energi Australia melalui pemasangan baterai berskala jaringan terbesar di dunia pada tahun 2017 di Hornsdale, Australia Selatan. Tesla yang melihat penyebaran penyimpanan energi melonjak 64% pada tahun 2022 kini berfokus pada peningkatan penjualan unit baterai Megapack yang memiliki penyimpanan berskala besar.
Drew Baglino wakil presiden Tesla untuk divisi powertrain dan energi mengatakan pada seminar investor pada minggu lalu bahwa produk tersebut dapat menghentikan penggunaan bahan bakar fosil secara bertahap. CEO Tesla Elon Musk juga menyampaikan dalam acara yang sama, sistem energi global yang bebas bahan bakar fosil sepenuhnya akan membutuhkan penyimpanan baterai sekitar 240 terawatt-jam.
Menurut BloombergNEF, mayoritas proyek pipa baterai di Australia masih berada pada tahap perencanaan awal dan kemungkinan tidak dapat menyelesaikannya dari segi pembiayaan atau perizinan. Negara tersebut diprediksi akan menghentikan pemasangannya pada tahun 2023-2024.
Pada bulan Desember, pemerintah Australia menyiapkan pembiayaan dana sebanyak AU$ 176 juta untuk membantu percepatan pengembangan delapan proyek besar dengan total biaya sekitar AU$ 3 miliar. Pendanaan tersebut juga bertujuan untuk memastikan operasi dapat menggantikan fungsi stabilitas jaringan yang biasanya disediakan oleh pembangkit gas atau batu bara.
Melansir BloombergNEF dalam laporannya bulan ini, pabrik baterai di Australia menghasilkan lebih banyak pendapatan dari peningkatan volatilitas di pasar listrik pada tahun 2022. Dengan memasok listrik ke pasar energi, lokasi penyimpanan yang terhubung ke Pasar Energi Nasional (National Energy Market/NEM) utama menghasilkan A$85 juta, naik AU$ 12 juta dari tahun sebelumnya. Selain itu, dana senilai AU$ 80 juta juga diperoleh dari kontrol frekuensi dan layanan tambahan.
(bbn)