Apa yang Terjadi pada Hutan Jika Curah Hujan Berkurang?
News
21 February 2023 15:48
Gwen Ackerman - Bloomberg News - Penurunan curah hujan yang disebabkan oleh perubahan iklim ternyata dapat membahayakan hutan di planet bumi.
Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan di situs jurnal Nature, berkurangnya curah hujan dapat mengurangi kelembapan tanah yang penting untuk menjaga ketahanan hutan dan keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya.
Hutan hujan berperan penting dalam mendinginkan bumi dengan menyerap emisi karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. Sayangnya, penggundulan hutan membuat berkurangnya luasan hutan hujan, keanekaragaman tumbuhan, dan kehidupan hewan.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Haifa di Israel dan Smithsonian Tropical Research Institute di Panama ini membandingkan data kelembaban tanah dan curah hujan dengan kelangsungan hidup anakan dan keanekaragaman pohon di hutan hujan Panama tengah.
Mereka menemukan bahwa keanekaragaman turun sekitar 15% pada tahun-tahun kering, dan naik sekitar 15% pada tahun-tahun basah. Kenaikan tersebut terjadi karena serangga dan jamur yang memainkan peran penting dalam mencegah spesies pohon menjadi dominan tumbuh subur di tanah yang lebih lembab.
Baca Juga
“Kami telah mengidentifikasi bermacam cara bagaimana perubahan iklim dan gangguan antropogenik dapat berdampak pada hutan,” kata Edwin Lebrija-Trejos, salah satu peneliti dalam sebuah pernyataan.
Menurutnya, semakin banyak kondisi kering yang dialami, semakin besar ancaman kerusakan yang akan berdampak pada keanekaragaman spesies di hutan hujan dan umat manusia.
Sementara itu, beberapa hutan hujan sudah mendekati titik kritis karena beberapa faktor termasuk kekurangan air. Para ahli di United Nations Environment Programme (UNEP) sebelumnya telah memperingatkan bahwa dampak destabilisasi iklim dapat menyebabkan matinya ekosistem hutan hujan yang berperan penting sebagai paru-paru dunia.
Menurut para peneliti, keanekaragaman hayati hutan adalah kunci ketahanan hutan hujan. Kawasan itu memudahkan spesies untuk saling membantu dalam menjalankan proses fotosintesis yang diperlukan untuk menghasilkan oksigen.
“Ibarat pabrik yang hanya memiliki satu orang yang dapat melakukan beberapa pekerjaan, dibandingkan dengan pabrik yang memiliki banyak pekerja yang dapat melakukan beberapa tugas. Pada pabrik pertama, saat pekerja itu sakit seluruh proses akan terhenti. Sedangkan pada pabrik kedua, akan ada pekerja lain yang bisa menggantikan.” jelas Lebrija-Trejos.
(bbn)