Logo Bloomberg Technoz

Melihat Penyandang Down Syndrome Jadi Barista di Kedai Kopi

Andrean Kristianto
09 January 2025 19:43

Pekerja penyandang disabilitas down syndrome mengantarkan kopi di Kopi Kamu, Jakarta, Kamis (9/1/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Pekerja penyandang disabilitas down syndrome mengantarkan kopi di Kopi Kamu, Jakarta, Kamis (9/1/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Keterbatasan fisik atau disabilitas tidak menjadi penghalang bagi kebahagiaan dan semangat hidup seseorang. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Keterbatasan fisik atau disabilitas tidak menjadi penghalang bagi kebahagiaan dan semangat hidup seseorang. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Mereka juga dapat bekerja seperti halnya orang pada umumnya.   (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Mereka juga dapat bekerja seperti halnya orang pada umumnya. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Semangat dan keceriaan mereka menjadi penyemangat dalam bekerja diantara pekerja yang lain. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Semangat dan keceriaan mereka menjadi penyemangat dalam bekerja diantara pekerja yang lain. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Sebelum bekerja di kedai kopi ini mereka sudah terlatih menjadi barista. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Sebelum bekerja di kedai kopi ini mereka sudah terlatih menjadi barista. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Selain menjadi barista mereka juga bekerja menyiapkan pesanan pengunjung. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Selain menjadi barista mereka juga bekerja menyiapkan pesanan pengunjung. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Terdapat tujuh pekerja dengan down syndrome yang bekerja sebagai barista di kedai tersebut. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Terdapat tujuh pekerja dengan down syndrome yang bekerja sebagai barista di kedai tersebut. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Walaupun memiliki keterbatasan fisik, mereka tidak merasa canggung bertemu dengan pelanggan. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Walaupun memiliki keterbatasan fisik, mereka tidak merasa canggung bertemu dengan pelanggan. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Pekerja penyandang disabilitas down syndrome mengantarkan kopi di Kopi Kamu, Jakarta, Kamis (9/1/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Keterbatasan fisik atau disabilitas tidak menjadi penghalang bagi kebahagiaan dan semangat hidup seseorang. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Mereka juga dapat bekerja seperti halnya orang pada umumnya.   (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Semangat dan keceriaan mereka menjadi penyemangat dalam bekerja diantara pekerja yang lain. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Sebelum bekerja di kedai kopi ini mereka sudah terlatih menjadi barista. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Selain menjadi barista mereka juga bekerja menyiapkan pesanan pengunjung. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Terdapat tujuh pekerja dengan down syndrome yang bekerja sebagai barista di kedai tersebut. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Walaupun memiliki keterbatasan fisik, mereka tidak merasa canggung bertemu dengan pelanggan. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Keterbatasan fisik atau disabilitas bukanlah suatu aib, sehingga stigma-stigma negatif yang selalu melekat pada para difabel seharusnya sirna. Difabel, baik fisik maupun mental, tak berbeda dengan orang lain pada umumnya. Mereka nyatanya juga mampu bekerja dan berkarya.

Salah satu kedai kopi di Jakarta, Kopi Kamu, mempekerjakan karyawan dengan down syndrome. Terdapat tujuh pekerja dengan down syndrome yang bekerja sebagai barista di kedai tersebut. 

Pada awalnya, pemilik Kopi Kamu, Rocky J Pesik, bertemu dengan orang-orang yang memiliki down syndrome di sebuah bazar. Mereka membuka gerai kopi di Festival Equity yang diadakan di Pondok Indah, Jakarta Selatan. 

Sejak saat itu, Kopi Kamu mulai mempekerjakan orang dengan down syndrome sedikitnya tujuh orang dari sepuluh pegawai yang bekerja di kedai kopi tersebut. Para pekerja dengan down syndrome ini bekerja selama tiga hari dalam seminggu, yakni Selasa, Kamis, dan Sabtu.

(dre)