Logo Bloomberg Technoz

Jerit Peternak Sapi Perah Akibat Banjir Susu Sapi Impor

Andrean Kristianto
14 November 2024 19:02

Pekerja memerah susu sapi di peternakan sapi perah kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Pekerja memerah susu sapi di peternakan sapi perah kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Peternakan sapi perah ini sudah berdiri dari tahun 1960. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Peternakan sapi perah ini sudah berdiri dari tahun 1960. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Dalam sehari peternakan ini dapat menghasilkan 150 liter susu sapi murni. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Dalam sehari peternakan ini dapat menghasilkan 150 liter susu sapi murni. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Harga jual susu sapi ke tigkat konsumen seharga Rp12.000/liter. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Harga jual susu sapi ke tigkat konsumen seharga Rp12.000/liter. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Namun peternakan ini juga menjual ke koperasi dengan harga Rp6.000. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Namun peternakan ini juga menjual ke koperasi dengan harga Rp6.000. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Pemilik peternakan ini mengeluhkan karena banyaknya susu impor. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Pemilik peternakan ini mengeluhkan karena banyaknya susu impor. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Susu impor membuat penjualan ke tingkat konsumen menurun dan harus menjual ke koperasi. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Susu impor membuat penjualan ke tingkat konsumen menurun dan harus menjual ke koperasi. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Pekerja memerah susu sapi di peternakan sapi perah kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Peternakan sapi perah ini sudah berdiri dari tahun 1960. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Dalam sehari peternakan ini dapat menghasilkan 150 liter susu sapi murni. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Harga jual susu sapi ke tigkat konsumen seharga Rp12.000/liter. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Namun peternakan ini juga menjual ke koperasi dengan harga Rp6.000. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pemilik peternakan ini mengeluhkan karena banyaknya susu impor. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Susu impor membuat penjualan ke tingkat konsumen menurun dan harus menjual ke koperasi. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indonesia kebanjiran susu sapi impor, sehingga susu produksi peternak lokal tak terserap. Salah satu penyebabnya adalah kebijakan bebas bea masuk dan harga susu impor yang lebih murah.

Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi, mengungkapkan bahwa angka impor susu sapi ke Indonesia sangat tinggi. Total konsumsi susu per tahun mencapai 4,4 juta ton sepanjang 2022 hingga 2023. Sementara industri dalam negeri hanya mampu memproduksi 837.223 ton.

Hal ini berdampak langsung pada peternak sapi perah lokal, seperti yang dirasakan oleh salah satu peternak di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Ia mengeluhkan penurunan penjualan susu sapi mereka di tingkat konsumen akibat melimpahnya pasokan susu impor di pasar Indonesia.

“Imbas susu impor sudah terasa sejak dua bulan lalu. Dulu belum ada susu impor, penjualan untuk konsumen 80%, sekarang cuma 50%, sisanya dijual ke koperasi dengan harga yang lebih murah,” ungkap Subhan (45) saat ditemui Bloomberg Technoz, Kamis (14/11/2024).

Subhan menambahkan bahwa konsumen kini lebih memilih susu impor karena harganya yang lebih terjangkau.

(dre)