Logo Bloomberg Technoz

Potret Menlu Sugiono di KTT BRICS bersama Xi Jinping dan Putin

Foto Bloomberg Technoz
25 October 2024 13:58

Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia (24/10/2024). (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia (24/10/2024). (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Indonesia sampaikan keinginan untuk bergabung dalam BRICS dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia. (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Indonesia sampaikan keinginan untuk bergabung dalam BRICS dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia. (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Indonesia menyerukan gencatan senjata dan penegakkan hukum internasional, serta dukungan untuk pemulihan Gaza. (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Indonesia menyerukan gencatan senjata dan penegakkan hukum internasional, serta dukungan untuk pemulihan Gaza. (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Lewat BRICS, Indonesia ingin mengangkat kepentingan bersama negara-negara berkembang atau Global South. (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Lewat BRICS, Indonesia ingin mengangkat kepentingan bersama negara-negara berkembang atau Global South. (Dok. Kementerian Luar Negeri)

BRICS adalah kelompok informal yang awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, RRT, dan Afrika Selatan. (Dok. Kementerian Luar Negeri)

BRICS adalah kelompok informal yang awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, RRT, dan Afrika Selatan. (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia (24/10/2024). (Dok. Kementerian Luar Negeri)
Indonesia sampaikan keinginan untuk bergabung dalam BRICS dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia. (Dok. Kementerian Luar Negeri)
Indonesia menyerukan gencatan senjata dan penegakkan hukum internasional, serta dukungan untuk pemulihan Gaza. (Dok. Kementerian Luar Negeri)
Lewat BRICS, Indonesia ingin mengangkat kepentingan bersama negara-negara berkembang atau Global South. (Dok. Kementerian Luar Negeri)
BRICS adalah kelompok informal yang awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, RRT, dan Afrika Selatan. (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indonesia sampaikan keinginan untuk bergabung dalam BRICS dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia (24/10). Dengan pengumuman tersebut, proses Indonesia untuk bergabung menjadi anggota BRICS telah dimulai.

Mewakili Presiden RI, Menteri Luar Negeri RI sebagai Utusan Khusus menyampaikan pesan Presiden tentang anti penjajahan dan anti penindasan. Secara khusus, Menlu Sugiono tekankan solidaritas dan komitmen terhadap perdamaian global dan menggaris-bawahi krisis yang berlangsung di Palestina dan Lebanon. 

"Indonesia tidak dapat berdiam diri saat kekejaman ini terus berlanjut tanpa ada yang bertanggung jawab," tegas Menlu. Indonesia menyerukan gencatan senjata dan penegakkan hukum internasional, serta pentingnya dukungan berkelanjutan untuk pemulihan Gaza.
 
Lewat BRICS, Indonesia ingin mengangkat kepentingan bersama negara-negara berkembang atau Global South. "Kita lihat BRICS dapat menjadi kendaraan yang tepat untuk membahas dan memajukan kepentingan bersama Global South," lanjut Menlu Sugiono. "Namun kita juga melanjutkan keterlibatan atau engagement kita di forum-forum lain, sekaligus juga terus melanjutkan diskusi dengan negara maju."

Menlu Sugiono juga menggunakan kesempatan di Kazan untuk melakukan berbagai pertemuan bilateral utamanya dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov sebagai tuan rumah, dan negara mitra sahabat lain, yakni Sekjen PLO Palestina, Menlu RRT, India, Thailand, Menteri Ekonomi Malaysia dan Presiden New Development Bank. Selain itu, Menlu RI melakukan pembicaraan perkenalan via telepon dengan Menlu Singapura dan Kamboja.

BRICS adalah kelompok informal yang awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, RRT, dan Afrika Selatan. Kelompok ini pertama kali diinisiasi pada tahun 2006 untuk membahas isu-isu terkini global. Keanggotaannya diperluas pada tahun 2023 dengan bergabungnya Ethiopia, Iran, Mesir, dan Persatuan Emirat Arab.

(fbt)