Tuntut Kenaikan Upah, Pekerja di Inggris Lakukan Aksi Mogok
News
15 March 2023 18:45
Eamon Akil Farhat - Bloomberg News
Bloomberg - Sekitar setengah juta pekerja Inggris melakukan aksi mogok pada hari Rabu (15/3/2023). Aksi mogok tersebut dilakukan jelang pidato Kanselir Raya Jeremy Hunt mengenai anggaran tahunan.
Baca Juga
Kereta bawah tanah ibu kota hampir sepenuhnya ditutup karena perselisihan mengenai reformasi pensiun dan kondisi kerja, beberapa sekolah tutup, dan rumah sakit menghadapi gangguan. Biaya hidup melesat ditambah kenaikan bunga yang mengerek pengeluaran kebutuhan sehari-hari menjadi berlipat-lipat menjadi alasan mereka menuntut kenaikan upah tersebut
Hunt dan Perdana Menteri Rishi Sunak telah mengatakan bahwa kesepakatan gaji sektor publik yang sangat besar akan memicu inflasi lebih jauh, memperpanjang pukulan ekonomi pada pekerja.
"Kami ingin bekerja dengan serikat untuk menyetujui kenaikan gaji yang adil dan wajar," kata juru bicara Sunak, Jamie Davies, kepada wartawan pada hari Selasa. "Kami ingin duduk bersama dengan serikat," katanya, menambahkan bahwa mogok harus dihentikan sebelum diskusi apa pun dapat dilakukan.
Aksi mogok tersebut mengakibatkan lebih dari setengah orang tua di Inggris terkena dampak sekolah anaknya yang ditutup, menurut Kantor Statistik Nasional.
Hampir 50.000 dokter muda dari serikat British Medical Association dan HCSA akan menyelesaikan tahap terakhir dari mogok selama 72 jam yang telah menambah tekanan pada layanan kesehatan nasional.
Pegawai negeri, yang bergabung untuk pertama kalinya oleh staf di HM Revenue & Customs, melakukan mogok terbesar mereka dengan 133.000 orang berjalan keluar. Penumpang yang bepergian ke bandara di Inggris dapat terkena dampak karena petugas paspor melakukan mogok, meskipun mogok sebelumnya tidak menyebabkan gangguan signifikan.
Meskipun demikian, para menteri berharap akan ada kemajuan setelah serikat kesehatan, termasuk Royal College of Nursing, menunda mogok untuk melanjutkan pembicaraan tentang gaji.
(bbn)