Logo Bloomberg Technoz

Potret Petani Saat Produksi Padi Terancam Menurun

Andrean Kristianto
25 July 2024 07:23

Petani mengecek bulir padi di Karawang, Jawab Barat, Rabu (24/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Petani mengecek bulir padi di Karawang, Jawab Barat, Rabu (24/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Petani mengecek bulir padi di Karawang, Jawab Barat, Rabu (24/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Petani mengecek bulir padi di Karawang, Jawab Barat, Rabu (24/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi, luas panen padi tahun ini bakal turun lagi. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi, luas panen padi tahun ini bakal turun lagi. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Luas panen padi nasional pada periode Januari-Agustus 2024 berpotensi berkurang 7,52% atau sekitar 0,59 juta he (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Luas panen padi nasional pada periode Januari-Agustus 2024 berpotensi berkurang 7,52% atau sekitar 0,59 juta he (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Penurunan produksi beras ini menjadi perhatian serius mengingat potensi dampaknya terhadap inflasi harga beras.(Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Penurunan produksi beras ini menjadi perhatian serius mengingat potensi dampaknya terhadap inflasi harga beras.(Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Selain itu, jumlah alokasi pupuk terus menurun sepanjang 2018-2025, demikian pula anggaran Kementan. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Selain itu, jumlah alokasi pupuk terus menurun sepanjang 2018-2025, demikian pula anggaran Kementan. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Saat ini Indonesia memiliki lahan baku sawah 7.463.948 yang relatif lebih sedikit dari luas lahan yang ada. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Saat ini Indonesia memiliki lahan baku sawah 7.463.948 yang relatif lebih sedikit dari luas lahan yang ada. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Petani mengecek bulir padi di Karawang, Jawab Barat, Rabu (24/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Petani mengecek bulir padi di Karawang, Jawab Barat, Rabu (24/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi, luas panen padi tahun ini bakal turun lagi. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Luas panen padi nasional pada periode Januari-Agustus 2024 berpotensi berkurang 7,52% atau sekitar 0,59 juta he (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Penurunan produksi beras ini menjadi perhatian serius mengingat potensi dampaknya terhadap inflasi harga beras.(Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Selain itu, jumlah alokasi pupuk terus menurun sepanjang 2018-2025, demikian pula anggaran Kementan. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Saat ini Indonesia memiliki lahan baku sawah 7.463.948 yang relatif lebih sedikit dari luas lahan yang ada. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi luas panen padi tahun ini bakal turun lagi. Tercatat, kondisi ini sudah berlangsung sejak tahun 2022 lalu.

Luas panen padi nasional pada periode Januari-Agustus 2024 berpotensi berkurang 7,52% atau sekitar 0,59 juta hektare (ha). Yakni, dari 7,82 juta ha di periode Januari-Agustus 2023 menjadi 7,24 juta ha di periode sama tahun ini. Sedangkan total konsumsi beras periode Januari-Agustus 2024 diperkirakan mencapai 20,58 juta ton, lebih tinggi 210 ribu ton atau naik 1,03% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengungkapkan jumlah alokasi pupuk terus menurun sepanjang 2018-2025, demikian pula anggaran Kementan. Pada 2024, alokasi pupuk bersubsidi 4,73 juta ton. Jumlah ini jauh lebih kecil dari 2023 dengan alokasi 6,13 juta ton dengan serapan 83,1 persen.

Kementan menyatakan penurunan alokasi jumlah pupuk maupun anggaran berdampak pula pada turunnya produksi padi di Tanah Air.

Selain itu, saat ini Indonesia memiliki lahan baku sawah 7.463.948, yang relatif lebih sedikit dari luas lahan yang ada. Luasan lahan sawah itu bisa menghidupi sekitar 278 juta jiwa.

(dre)