Wajah 'Kota Mati' di Karawang yang Terbengkalai
Andrean Kristianto
25 July 2024 07:38
Warga melintas di depan rumah yang terbengkalai di Perumahan Karawang Baru, Jawab Barat, Rabu (24/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Perum Karawang Baru di Desa Karang Anyar, Kecamatan Klari, Karawang, Jawa Barat, kondisinya terbengkalai. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Banyak bangunan yang rusak dan tak terawat seperti kota mati. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Di dalam komplek perumahan tersebut terdapat pasar yang terlihat tak terurus. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Bangunan rumah banyak ditumbuhi tanaman liar. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Tanaman liar juga menutupi pondasi rumah dan jalanan perumahan tersebut. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Selain pasar juga terdapat bangunan ruko yang juga terbengkalai. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Atap-atap rumah di komplek ini juga banyak yang sudah tak terlihat. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pada awalnya, lahan perumahan ini adalah kebun karet seluas 1.056 hektare milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Proyek ini terkena masalah pembayaran pajak pada tahun 1998, tepat saat Orde Baru tumbang. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Bloomberg Technoz, Jakarta - Perum Karawang Baru yang terletak di Desa Karang Anyar, Kecamatan Klari, Karawang, Jawa Barat, kini kondisinya terbengkalai. Perumahan ini dikenal sebagai 'Kota Mati Tommy Soeharto' karena kabarnya kompleks ini dibangun oleh Hutomo Mandala Putra, putra kelima mantan Presiden RI Soeharto.
Pada awalnya, lahan perumahan ini adalah kebun karet seluas 1.056 hektare milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Dari tahun 1993 hingga 1997, PT Hutomo Mandala Putra mulai mengembangkan kawasan industri mobil Timor dan perumahan Perum Karawang Baru sebagai tempat tinggal bagi para pegawainya.
Baca Juga
Pantauan Bloomberg Technoz pada Selasa (24/7/2024), kondisi Perum Karawang Baru sangat memprihatinkan. Jalan-jalan rusak, tumbuhan liar menutupi fondasi bangunan, dan banyak rumah kosong yang hancur.
Meski terlihat seperti kota mati tanpa kehidupan, perumahan ini sebenarnya tak benar-benar kosong tanpa penghuni. Banyak warga yang menempati sejumlah rumah kosong yang ditambahi atap seng.
"Banyak orang yang bertani tinggal di sini karena daripada kosong," kata Apih Sahril, salah satu warga yang tinggal di perumahan tersebut pada Selasa (24/7/2024).
Menurut Sahril, perumahan ini pernah ramai pada tahun 1997. Namun, setelah kerusuhan 1998, kawasan ini mulai sepi. Runtuhnya Orde Baru turut memengaruhi pengelolaan perumahan ini, sehingga perlahan-lahan terbengkalai.
(dre)
