Logo Bloomberg Technoz

Melihat Ancaman Sampah Plastik yang Meningkat Dalam Dua Dekade

News
18 January 2023 10:58

Petugas mengumpulkan plastik yang terdampar di pantai dari kapal kontainer yang tenggelam di Uswetakeiyawa, Sri Lanka (Jonathan Wijayaratne/Bloomberg)

Petugas mengumpulkan plastik yang terdampar di pantai dari kapal kontainer yang tenggelam di Uswetakeiyawa, Sri Lanka (Jonathan Wijayaratne/Bloomberg)

Sampah plastik terdampar di pantai dari kapal kontainer yang tenggelam di Uswetakeiyawa, Sri Lanka. (Jonathan Wijayaratne/Bloomberg)

Sampah plastik terdampar di pantai dari kapal kontainer yang tenggelam di Uswetakeiyawa, Sri Lanka. (Jonathan Wijayaratne/Bloomberg)

Petugas menuangkan pasir ke dalam saringan untuk menyortir plastik yang terdampar di pantai Uswetakeiyawa, Sri Lanka. (Jonathan Wijayaratne/Bloomberg)

Petugas menuangkan pasir ke dalam saringan untuk menyortir plastik yang terdampar di pantai Uswetakeiyawa, Sri Lanka. (Jonathan Wijayaratne/Bloomberg)

Pekerja kebersihan menyaring pasir untuk mengumpulkan plastik yang terdampar di pantai di Uswetakeiyawa, Sri Lanka. (Jonathan Wijayaratne/Bloomberg)

Pekerja kebersihan menyaring pasir untuk mengumpulkan plastik yang terdampar di pantai di Uswetakeiyawa, Sri Lanka. (Jonathan Wijayaratne/Bloomberg)

Relawan menyebarkan kantong plastik untuk dikeringkan di pusat daur ulang di Rayong, Thailand. (Andre Malerba/Bloomberg)

Relawan menyebarkan kantong plastik untuk dikeringkan di pusat daur ulang di Rayong, Thailand. (Andre Malerba/Bloomberg)

Sejumlah kantong plastik yang akan di daur ulang di Rayong, Thailand.  (Andre Malerba/Bloomberg)

Sejumlah kantong plastik yang akan di daur ulang di Rayong, Thailand. (Andre Malerba/Bloomberg)

Relawan memilah kantong plastik dan botol plastik untuk diproses di pusat daur ulang di Rayong, Thailand. (Andre Malerba/Bloomberg)

Relawan memilah kantong plastik dan botol plastik untuk diproses di pusat daur ulang di Rayong, Thailand. (Andre Malerba/Bloomberg)

Relawan menurunkan berbagai jenis sampah dari truk di pusat daur ulang di Rayong, Thailand.  (Andre Malerba/Bloomberg)

Relawan menurunkan berbagai jenis sampah dari truk di pusat daur ulang di Rayong, Thailand. (Andre Malerba/Bloomberg)

Relawan menyebarkan kantong plastik untuk dikeringkan di pusat daur ulang di Rayong, Thailand. (Andre Malerba/Bloomberg)

Relawan menyebarkan kantong plastik untuk dikeringkan di pusat daur ulang di Rayong, Thailand. (Andre Malerba/Bloomberg)

Petugas mengumpulkan plastik yang terdampar di pantai dari kapal kontainer yang tenggelam di Uswetakeiyawa, Sri Lanka (Jonathan Wijayaratne/Bloomberg)
Sampah plastik terdampar di pantai dari kapal kontainer yang tenggelam di Uswetakeiyawa, Sri Lanka. (Jonathan Wijayaratne/Bloomberg)
Petugas menuangkan pasir ke dalam saringan untuk menyortir plastik yang terdampar di pantai Uswetakeiyawa, Sri Lanka. (Jonathan Wijayaratne/Bloomberg)
Pekerja kebersihan menyaring pasir untuk mengumpulkan plastik yang terdampar di pantai di Uswetakeiyawa, Sri Lanka. (Jonathan Wijayaratne/Bloomberg)
Relawan menyebarkan kantong plastik untuk dikeringkan di pusat daur ulang di Rayong, Thailand. (Andre Malerba/Bloomberg)
Sejumlah kantong plastik yang akan di daur ulang di Rayong, Thailand.  (Andre Malerba/Bloomberg)
Relawan memilah kantong plastik dan botol plastik untuk diproses di pusat daur ulang di Rayong, Thailand. (Andre Malerba/Bloomberg)
Relawan menurunkan berbagai jenis sampah dari truk di pusat daur ulang di Rayong, Thailand.  (Andre Malerba/Bloomberg)
Relawan menyebarkan kantong plastik untuk dikeringkan di pusat daur ulang di Rayong, Thailand. (Andre Malerba/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sampah plastik menjadi masalah yang sedang berkembang di seluruh dunia. Persoalan tersebut menjadi masalah lingkungan yang serius bahkan di negara maju.

Limbah sampah-sampah tersebut dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah karena sulit terurai. Jutaan ton plastik mencemari lautan, namun tak hanya di lautan polusi plastik juga dapat menimbulkan ancaman yang lebih besar bagi hewan dan tumbuhan di darat.

Sampah plastik global meningkat lebih dari dua kali lipat selama dua dekade terakhir menjadi 353 juta metrik ton per tahun.

Pada Desember 2022 lalu Perserikatan Bangsa-Bangsa melakukan pertemuan untuk mengakhiri polusi plastik global dengan banyak ide dan sedikit keputusan, karena para peserta memulai pekerjaan yang diperlukan untuk menghasilkan perjanjian pertama yang mengikat secara hukum tentang masalah tersebut pada akhir tahun 2024.

(dre/bbn)