Logo Bloomberg Technoz

Indonesia Darurat Barang Impor Murah

Andrean Kristianto
06 October 2023 16:53

Pelanggan melihat tas impor yang dijual di pusat grosir Senen Jaya, Jakarta, Jumat (6/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Pelanggan melihat tas impor yang dijual di pusat grosir Senen Jaya, Jakarta, Jumat (6/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Barang impor dengan harga yang sangat murah kini marak dijual di Indonesia. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Barang impor dengan harga yang sangat murah kini marak dijual di Indonesia. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Biasanya barang-barang impor murah berasal dari China. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Biasanya barang-barang impor murah berasal dari China. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Salah satunya jam tangan asal China dijual seharga Rp22.000 untuk harga grosir. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Salah satunya jam tangan asal China dijual seharga Rp22.000 untuk harga grosir. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Harga-harga yang murah membuat penjualan barang UMKM meredup. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Harga-harga yang murah membuat penjualan barang UMKM meredup. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Banyak pembeli yang memilih barang impor asal China karena murah dan kualitasnya pun masih mumpuni. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Banyak pembeli yang memilih barang impor asal China karena murah dan kualitasnya pun masih mumpuni. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Seperti perhiasan anting dijual seharga Rp30.000 untuk 6 pasang anting. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Seperti perhiasan anting dijual seharga Rp30.000 untuk 6 pasang anting. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Tak hanya tas dan perhiasan, Indonesia juga dibanjiri buah impor asal China. Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Tak hanya tas dan perhiasan, Indonesia juga dibanjiri buah impor asal China. Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Sebelumnya Menkop UKM Teten mengatakan adanya dugaan barang masuk secara ilegal dan tidak membayar bea masuk. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Sebelumnya Menkop UKM Teten mengatakan adanya dugaan barang masuk secara ilegal dan tidak membayar bea masuk. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Pelanggan melihat tas impor yang dijual di pusat grosir Senen Jaya, Jakarta, Jumat (6/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Barang impor dengan harga yang sangat murah kini marak dijual di Indonesia. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Biasanya barang-barang impor murah berasal dari China. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Salah satunya jam tangan asal China dijual seharga Rp22.000 untuk harga grosir. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Harga-harga yang murah membuat penjualan barang UMKM meredup. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Banyak pembeli yang memilih barang impor asal China karena murah dan kualitasnya pun masih mumpuni. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Seperti perhiasan anting dijual seharga Rp30.000 untuk 6 pasang anting. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Tak hanya tas dan perhiasan, Indonesia juga dibanjiri buah impor asal China. Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Sebelumnya Menkop UKM Teten mengatakan adanya dugaan barang masuk secara ilegal dan tidak membayar bea masuk. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Asosiasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Akumindo) menilai platform dagang-el seperti  TikTok Shop bukan akar permasalahan dari meredupnya UMKM dalam negeri.

Sekretaris Jenderal Akumindo, Edy Misero mengatakan akar permasalahan dari meredupnya UMKM adalah masuknya barang impor dengan harga yang sangat murah. Sehingga produk UMKM kalah bersaing dan tidak diminati karena perbedaan harga yang signifikan. 

“Bukan (salah platform), esensinya adalah produk impor kok bisa murah banget? Bisa saja mereka over supply produk terlalu banyak. Tidak mampu terserap di lokal, sehingga mereka ekspor ke Indonesia,” ujar Edy kepada Bloomberg Technoz, Senin (25/9/2023). 

“Tetapi mereka ekspor secara gelondongan atau kiloan, sehingga murah banget. Sampai Indonesia baru dipretelin per pcs, jadi lebih murah,” lanjutnya.

Edy juga mengamini pernyataan Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki yang mengatakan adanya dugaan barang masuk secara ilegal dan tidak membayar bea masuk sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Sehingga Edy mempertanyakan peran pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah yang mengakibatkan banyak barang impor yang bisa beredar di Indonesia tanpa bea masuk. Sebab, mustahil barang impor bisa dijual dengan harga yang murah jika membayar bea masuk dan pajak yang ditetapkan. 

(dov)