Logo Bloomberg Technoz

Potret Thamrin City yang Tidak Lagi Ramai Pembeli

Andrean Kristianto
13 September 2023 16:05

Pengunjung melihat pakaian yang dijual di Thamrin City, Jakarta, Rabu (13/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Pengunjung melihat pakaian yang dijual di Thamrin City, Jakarta, Rabu (13/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Menurunnya niat membeli masyarakat mengharuskan para pedagang di Thamrin City memutar otak mereka. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Menurunnya niat membeli masyarakat mengharuskan para pedagang di Thamrin City memutar otak mereka. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Meski sudah berjualan secara offline ataupun online, omset mereka pun masih belum menuntu. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Meski sudah berjualan secara offline ataupun online, omset mereka pun masih belum menuntu. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Sepinya pengunjung menurut salah satu pedagang sudah dirasakan sejak satu bulan lalu. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Sepinya pengunjung menurut salah satu pedagang sudah dirasakan sejak satu bulan lalu. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Pandemi yang telah usai tak membuat penjualan kembali normal seperti sebelumnya. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Pandemi yang telah usai tak membuat penjualan kembali normal seperti sebelumnya. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Beberapa pedagang menyiasati dengan berjualan secara dari. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Beberapa pedagang menyiasati dengan berjualan secara dari. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Mereka berjualan melalui aplikasi live shopping seperti Shoppe dan TikTok. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Mereka berjualan melalui aplikasi live shopping seperti Shoppe dan TikTok. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Cara berjualan online dinilai efektif karena dapat memasarkan produk tanpa pembeli datang ke toko. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Cara berjualan online dinilai efektif karena dapat memasarkan produk tanpa pembeli datang ke toko. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Pengunjung melihat pakaian yang dijual di Thamrin City, Jakarta, Rabu (13/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Menurunnya niat membeli masyarakat mengharuskan para pedagang di Thamrin City memutar otak mereka. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Meski sudah berjualan secara offline ataupun online, omset mereka pun masih belum menuntu. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Sepinya pengunjung menurut salah satu pedagang sudah dirasakan sejak satu bulan lalu. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pandemi yang telah usai tak membuat penjualan kembali normal seperti sebelumnya. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Beberapa pedagang menyiasati dengan berjualan secara dari. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Mereka berjualan melalui aplikasi live shopping seperti Shoppe dan TikTok. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Cara berjualan online dinilai efektif karena dapat memasarkan produk tanpa pembeli datang ke toko. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menurunnya niat beli masyarakat mengharuskan para pedagang di Thamrin City memutar otak mereka. Walaupun sudah berjualan secara offline ataupun online, omset mereka pun masih tidak menentu.

Seperti yang dirasakan oleh pedagang bernama Dina, penjual baju khusus wanita di Thamrin City, mengutarakan sejak bulan Agustus dagangannya sepi pembeli. 

“Sejak satu bulan lalu sepi. Mungkin karena banyak pesaing dan pada jualan online juga, kita harganya jadi jatuh. Padahal sebelum Agustus itu lumayan,” kata Dina saat berbincang dengan Bloomberg Technoz, Rabu (13/9/2023).

Pedagang lain, Rosmi juga merasakan hal yang sama. Pembeli yang hadir ke Thamrin City tidak seramai biasanya. Pedagang baju tenun ini mengaku harus kehilangan banyak omset.

“Mungkin karena polusi juga orang jadi males keluar, jadi tidak terlalu ramai. Mau jualan offline atau online sama saja tidak terlalu laku. Omset sebelum pandemi bisa dapat Rp8 juta. Setelah pindah ke toko ini sehari cuman dapat Rp1 juta - Rp3 juta,” ungkap Rosmi.

Pedagang lain, Michael Virgos yang memulai berjualan secara online lewat TikTok memiliki keluhan lain. Menurutnya, rencana pemerintah untuk melarang berjualan di secara online di TikTok tidak pernah terjadi.

“Kita sudah mulai berjualan dari 2022 dan berjualan di TikTok lumayan membantu, karena biasanya jualan di pameran. Jadi yang pasti saya berharap (rencana) itu tidak terjadi. Karena berjualan online juga tidak selalu rame. Cuman lumayan membantu kita untuk menjual 2-3 barang,” ujar Michael.

Saat ditanya lebih enak jualan online atau offline, Michael menjawab dua-duanya memiliki kelebihan dan kekurangan. 

“Jualan secara offline masih menguntungkan, walaupun penjualan online sudah mau menyimbangi. Kalau dibanding sebelum pandemi masih jauh banget, karena menurun drastis pembelinya mungkin ramai kalau ada event-event tertentu atau pada Sabtu-Minggu,” kata Michael.

(spt)