Logo Bloomberg Technoz

Jakarta Diselimuti Polusi, Kasus ISPA Meningkat

Andrean Kristianto
23 August 2023 16:31

Dokter memeriksa pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Puskesmas Cilincing, Rabu (23/8/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Dokter memeriksa pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Puskesmas Cilincing, Rabu (23/8/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Sejak Maret-Agustus ini, platform informasi IQAir, menempatkan mutu udara Jakarta dalam kategori “Tidak Sehat”  (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Sejak Maret-Agustus ini, platform informasi IQAir, menempatkan mutu udara Jakarta dalam kategori “Tidak Sehat” (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Di tengah polusi udara di Jakarta yang memburuk, masyarakat mulai mengeluhkan sejumlah penyakit pernapasan. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Di tengah polusi udara di Jakarta yang memburuk, masyarakat mulai mengeluhkan sejumlah penyakit pernapasan. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Salah satu penyakit pernapasan yaitu Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Salah satu penyakit pernapasan yaitu Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, saat ini tercatat sebanyak 100 ribu warga yang mengalami ISPA. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, saat ini tercatat sebanyak 100 ribu warga yang mengalami ISPA. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Kondisi ini bahkan sangat rentan pada kelompok anak-anak dengan dampak yang lebih berbahaya. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Kondisi ini bahkan sangat rentan pada kelompok anak-anak dengan dampak yang lebih berbahaya. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Warga yang mengalami ISPA diduga akibat fenomena meningkatnya polusi udara di musim kemarau tersebut. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Warga yang mengalami ISPA diduga akibat fenomena meningkatnya polusi udara di musim kemarau tersebut. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Dokter memeriksa pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Puskesmas Cilincing, Rabu (23/8/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Sejak Maret-Agustus ini, platform informasi IQAir, menempatkan mutu udara Jakarta dalam kategori “Tidak Sehat”  (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Di tengah polusi udara di Jakarta yang memburuk, masyarakat mulai mengeluhkan sejumlah penyakit pernapasan. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Salah satu penyakit pernapasan yaitu Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, saat ini tercatat sebanyak 100 ribu warga yang mengalami ISPA. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Kondisi ini bahkan sangat rentan pada kelompok anak-anak dengan dampak yang lebih berbahaya. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Warga yang mengalami ISPA diduga akibat fenomena meningkatnya polusi udara di musim kemarau tersebut. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tingginya tingkat polusi udara akan memiliki dampak buruk pada kesehatan paru-paru manusia, terutama dalam memicu terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Kondisi ini sangat berisiko bagi kelompok anak-anak, dengan dampak yang lebih serius.

Konsultan paru dan lingkungan Dept/KSM Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI, dr Efriadi Ismail Sp.p (K) mengutarakan, dampak polusi udara terhadap pernapasan ada dua yaitu akut dan kronik. 

“Dampak akut (jangka pendek) antara lain peningkatan kasus ISPA, peningkatan serangan asma, kunjungan ke IGD terkait keluhan sesak napas meningkat, dan berisiko keracunan gas polutan yang toksik,” ujar dr Efriadi saat dihubungi, Selasa (15/8/2023).

Sementara itu, dampak jangka panjang atau kronik dari polusi udara mencakup penurunan fungsi atau faal paru-paru, peningkatan gejala hipersensitivitas atau penyempitan saluran napas seperti bronkus dan cabang-cabangnya, peningkatan risiko asma, penambahan kasus Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), bahkan hingga risiko kanker paru-paru beberapa dekade ke depan.

Menurut Efriadi, gejala-gejala umum yang muncul pada balita dan anak yang terpapar polusi udara yang buruk meliputi iritasi selaput lendir, mata merah, hidung berair, bersin-bersin, iritasi pada saluran napas bawah seperti peradangan, sakit tenggorokan, batuk berdahak, hingga sesak napas. Selain itu, polusi udara juga berpotensi meningkatkan jumlah kasus ISPA dan serangan asma.

Di tengah peningkatan polusi udara di Jakarta, masyarakat mulai mengalami sejumlah masalah pernapasan, termasuk ISPA dan gejala batuk serta sesak napas. Sejak Maret 2023 hingga Agustus ini, platform informasi mutu udara milik perusahaan Swiss, IQAir, beberapa kali mengkategorikan mutu udara harian Jakarta sebagai "tidakk sehat."

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, saat ini telah tercatat sebanyak 100 ribu warga yang mengalami ISPA, diduga akibat meningkatnya tingkat polusi udara selama musim kemarau. Buruknya kualitas udara di DKI Jakarta menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya jumlah pasien ISPA.

(dre/ezr)