Logo Bloomberg Technoz

Panas dan Terik Jakarta Bikin Heboh soal Ultraviolet di Medsos

Andrean Kristianto
13 April 2023 19:33

Warga menggunakan payung untuk menghalau panas di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (13/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Warga menggunakan payung untuk menghalau panas di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (13/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Cuaca panas dan teriknya sinar matahari dalam beberapa hari terakhir dirasakan warga Jabodetabek. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Cuaca panas dan teriknya sinar matahari dalam beberapa hari terakhir dirasakan warga Jabodetabek. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari disebut kondisi ekstrem terutama saat siang hari. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari disebut kondisi ekstrem terutama saat siang hari. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

BMKG menyatakan, suhu panas di wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir memang terus meningkat. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

BMKG menyatakan, suhu panas di wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir memang terus meningkat. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Panas matahari memang diprediksi masih akan menyengat khususnya pada siang hari. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Panas matahari memang diprediksi masih akan menyengat khususnya pada siang hari. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Oleh karena itu jika bepergian dan terpapar sinar matahari pada siang, dianjurkan untuk menggunakan pelindung. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Oleh karena itu jika bepergian dan terpapar sinar matahari pada siang, dianjurkan untuk menggunakan pelindung. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Warga menggunakan payung untuk menghalau panas di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (13/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Cuaca panas dan teriknya sinar matahari dalam beberapa hari terakhir dirasakan warga Jabodetabek. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari disebut kondisi ekstrem terutama saat siang hari. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
BMKG menyatakan, suhu panas di wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir memang terus meningkat. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Panas matahari memang diprediksi masih akan menyengat khususnya pada siang hari. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Oleh karena itu jika bepergian dan terpapar sinar matahari pada siang, dianjurkan untuk menggunakan pelindung. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Cuaca panas dan teriknya sinar matahari dalam beberapa hari terakhir dirasakan warga Jabodetabek. Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari disebut kondisi ekstrem terutama saat siang hari. Soal paparan UV ini jadi perbincangan di media sosial (medsos).

Diketahui sinar ultraviolet merupakan bagian gelombang elektromagnetik dari energi radiasi matahari pada pita 100-400 nm.

Sinar UV terdiri dari tiga jenis, yaitu UV A (315-400 nm), UV B (280-315 nm), dan UV C (100-280 nm). Para ahli menggunakan Indeks UV, yaitu angka tanpa satuan, untuk mengukur jumlah sinar UV yang sampai ke Bumi dan berkaitan dengan kesehatan manusia.

Setiap skala pada Indeks UV setara dengan 0,025 Wm2 radiasi sinar UV. Skala tersebut didapatkan berdasarkan fluks spektral radiasi UV dengan fungsi yang sesuai dengan efek fotobiologis pada kulit manusia, terintegrasi antara 250 dan 400 nm.

BMKG menyatakan, suhu panas di wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir memang terus meningkat. Namun narasi soal UV yang menyebar lewat media sosial kurang tepat. Panas matahari memang diprediksi masih akan menyengat khususnya pada siang hari lantaran pada April, posisi semu matahari masih ada di sekitar dekat ekuator dan menunjukkan fase gerak semu ke utara.

Oleh karena itu jika bepergian dan terpapar sinar matahari pada siang hari,warga dianjurkan untuk menggunakan pelindung. Bisa berupa baju yang cukup menutupi, payung hingga krim tabir surya.

(dre/ezr)