Pemerintah Filipina Berencana Hapus Angkot Jeepney dari Jalanan
News
30 March 2023 14:09
Andreo Calonzo - Bloomberg News
Bloomberg, Pemerintah Filipina sedang berupaya mengurangi emisi gas buang yang merusak lingkungan. Mereka berencana mengganti angkutan umum yang menggunakan mobil model jeepney dengan minibus modern yang menggunakan bahan bakar bersih atau listrik. Mobil Jeepney dinilai menyebabkan pencemaran udara tinggi.
Baca Juga
Namun, program ini menghadapi penolakan dari para pengemudi jeepney. Alasanya mereka butuh dana besar untuk melakukan konversi. Hanya 4% dari 158.000 jeepney di Filipina yang telah mengganti tenaga dengan sumber alternatif yang lebih ramah lingkungan. Padahal, pemerintah telah menggulirkan program konversi tersebut sejak 2017.
Presiden Ferdinand Marcos Jr. pun memberi waktu hingga akhir tahun bagi pengemudi untuk membentuk atau bergabung dengan koperasi. Harapannya para pengemudi bisa mendapat dana bantuan untuk memulai program transisi atau konversi.
Jeepney yang sering disebut sebagai "raja jalan" merupakan moda transportasi termurah bagi mayoritas penduduk Filipina yang tercatat mencapai 110 juta jiwa. Namun, kendaraan ini menggunakan bahan bakar diesel, salah satu bahan bakar paling kotor dan mencemari lingkungan.
Studi dari Universitas De La Salle di Manila menyatakan, program konversi Jeepney bisa mengurangi emisi karbon monoksida dan zat partikel berbahaya hingga 90% di Ibu Kota Filipina tersebut.
Pemerintah pun terus mengupayakan program ini untuk mencapai tujuan memotong emisi gas buang sebesar 75%, pada akhir 2030. Tujuan akhir pemerintah adalah memindahkan seluruh moda transportasi umum ke kendaraan listrik atau nol emisi. Akan tetapi, Filipina memang masih kekurangan infrastruktur pengisian daya.
Pemerintah Filipina pun menawarkan subsidi sebesar 160.000 peso per jeepney.
Selain harga konversi yang mahal, para pengemudi Jeepney pun khawatir akan terlilit hutang jika harus mengeluarkan biaya membeli minibus modern yang lebih mahal. Salah satu kelompok transportasi bahkan telah berencana menggelar aksi mogok untuk melawan kebijakan modernisasi jeepney. Mereka mengatakan, ada sekitar 900.000 pengemudi akan kehilangan pekerjaan jika pemerintah menghapus jeepney dari jalan raya.
(bbn)